Jumat, 04 Januari 2013

Profil SID

Nih band lokal yang bener2 bermutu


Berawal pada tahun 95 ketika personel sebuah band heavy metal Thunder bernama Ari Astina aka Jerinx merasa bosan dan ingin mencari sebuah inspirasi baru kemudian kebetulan drummer band new wave punk Diamond Clash Budi Sartika aka Bobby Cool juga sedang ingin berganti profesi tuk menjadi seorg gitaris dan vokalis, secara kebetulan kedua pemuda ini bertemu di Kuta dan kemudian merekapun membentuk sebuah band punk. Pada saat itu posisi bass masih diisi oleh additional bassist bernama Ajuz dan lagu2nya Green Day pulalah yg menjadi cover song mereka pada waktu pertama2 mereka nge-jam, namun tak lama kemudian, lewat seorang drug dealer datanglah seorang bernama Eka Arsana aka Eka Rock dan dia ini kebetulan sedang dalam pencarian identitas diri, oleh karena itu merasa tertarik dengan visi dari kedua pemuda tersebut maka resmilah eka bergabung dengan Jerinx juga Bobby dan pada saat itu merekapun mengambil nama Superman's SilverGun sebagai nama band punk mereka yang pertama.

Merasa bersalah dan kurang sreg dengan pemilihan nama tersebut, maka mereka pun sepakat menggantinya menjadi Superman Is Dead yang dalam konteks ini memiliki arti bahwa manusia yg sempurna hanyalah ilusi belaka dan imaginasi manusia yg tidak akan pernah ada dan lahirlah Superman Is Dead yg kerapkali diakronimkan dengan sebutan SID. Sebuah titik awal dari sebuah kebangkitan dan tak lama nama SID semakin bergaung di bali, karena padatnya show dan konser yg digelar pada waktu itu ditambah lagi dengan aktivitas underground di Bali yg boleh dibilang cukup produktif, SID kian menapakkan sayapnya untuk terbang dan menjadi sukses, puncaknya adalah ketika mereka membuka konser Hoobastank di Hard Rock Cafe-Kuta Bali, nama mereka semakin dikenal publik, apalagi ditambah dengan kehadiran mereka di beberapa even di Jakarta(PUMA). Semakin menambah kepercayaan diri SID untuk berani melakukan gerakan revolusioner khususnya di blantika musik Indonesia dan akhirnya merekapun melego Sony Music Indonesia...

Perdebatan yang demikian alotnya antara pihak SID dan Sony berlangsung cukup lama masing2 pihak bersikeras mempertahankan posisinya masing2. Pada waktu itu terjadi perdebatan seputar bahasa yang akan digunakan dalam lagu2 SID. Dalam diskusi tersebut pihak SID menginginkan 90% lagu2 mereka akan memakai bahasa inggris, namun pihak Sony bersikeras agar porsi lagu2 SID yg berbahasa inggris dikurangi, dan setelah beberapa bulan akhirnya kedua belah pihak menyepakati bahwa porsi lagu SID akan menjadi spt: 70% inggris dan sisanya Indonesia. Sebuah Gebrakan telah lahir dan muncul SID went to major label but they're what they are just like 8 years ago Potret dari sebuah perjuangan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar